0

LOST IN KRIAN

Kejadian ini bermula ketika aku bersama dengan teman-teman sesama grup SS pulang dari acara Tahlilan di rumah Arip teman sesama anggota SS (setelah acara itu dihancurkan oleh kami tentunya ). Kami sepakatpulang bareng dengan sepeda motor, layaknya club-club motor yang lagi touring kami menyetir dengan membentuk barisan namun lebih mirip pawai sirkus daripada genk motor, di tengah jalan kami memutuskan berhenti sejenak untuk isi bensin.
Setelah ritual isi bensin selesai kami baru sadar teman kami Si Gimbal dan Kura-Kura Ninja menghilang berjamaah mereka berboncengan dengan mengendarai vespa kebanggaan Si Gimbal. Sepertinya mereka berdua lebih dahulu pergi setelah mengisi bensin, masalahnya: “mereka berdua tahu jalan pulang atau tidak?” Sedangkan sang petunjuk jalan Si Arip ada bersama kita di pom bensin.

Kami mulai bingung sempat ada di pikiranku untuk memasukkan mereka berdua dalam acara termehek-mehek di Trans TV. Aku yakin setelah mereka menenemukan orang yang di cari akan menjadi terhoek-hoek (muntah) dan protes “Kita ini bukan tim untuk mencari mahluk macam ini tapi manusia MANUSIA!!” (oke, telihat sekali kalo aku meragukan mereka manusia atau bukan).

Situasi bertambah buruk karena cuaca mulai hujan dan kami masih bingung menghubungi Gimbal di pom bensin. Oke, apa perlu aku memasukan mereka dalam daftar orang hilang di kepolisian seperti: apabila anda menemukan seseorang berkendara dengan scooter, berkulit merah, berperut buncit, ada tattoo kotak di perutnya, punya ‘titit’ di kepala, jalan miring-miring, kadang-kadang berpelukan dengan orang di sebelahnya maka anda telah menemukan PO TELETUBIES (tidak,Gimbal tidak seperti itu apalagi Kura-Kura Ninja).

Akhirnya aku merelakan diri mencari mereka di tengah hujan “tenang teman-teman pahlawan tak berkutang datang!!” dengan membayangkan muka melas temanku yang tersesat aku dengan semangat mencarinya, namun hujan deras yang mengguyur sukses membuat aku flu di tengah jalan hal itu membuat diriku dari seorang pahlawan berubah menjadi seorang raja ingus dengan ingus menjuntai kemana-mana siap menularkan flu burung.

Untungnya peraturan pengendara motor di Indonesia mewajibkan ku untuk pake helm andai tidak maka terlihatlah muka ku dengan upil bersama ingus menjuntai masuk-masuk ke mulut bisa di tilang polisi gara-gara melanggar undang-undang keindahan lingkungan nantinya.

Sang pahlawan (yang lebih mirip raja ingus obsesi pembalap) mulai mencari teman-temannya yang tersesat namun entah kenapa mungkin karena cuaca hujan sehingga jalan tidak terlihat jelas atau ingus ku udah menjalar kemana-mana sampe nutupin mata akhirnya aku malah nyampe gerbang rumah ku sendiri (insting menyelamatkan teman berubah menjadi penyelamatan diri sendiri) sehingga aku sukses meninggalkan teman yang kesasar entah kemana dan teman-teman yang bengong di pom bensin nungguin hujan.

Esok harinya aku pergi kekampus dengan perasaan masih khawatir dengan temanku yang tersesat itu. Setelah menyelesaikan tetek bengek perkuliahan hari ini

(sampai tetek ku bengek beneran) aku melihat pemandangan yang membuatku kaget, aku syok, badanku bergetar, ingus ku meler kembali. Ternyata di depanku ada Gimbal dengan cengar-cengir menghampiriku, dengan rasa haru aku menyambutnya, dengan lambaian tangan penuh persahabatan, dan kata-kata manis penuh rasa kangen ku berucap:

“KEMANA AJA LO KUNYUK??”

Sambutan ku yang hangat dibalas dengan pandangan ‘AYO KITA BERTENGKAR’ oleh Si Gimbal. Melihat reaksi nya dengan mengurangi resiko dihajar anak-anak komunitas rasta aku buru-buru meralat omonganku:

“kamu kemaren kemana aja? uhuk..uhuk..kunyuk..uhuk..”

“kemaren aku kesasar mon.. aku langsung balik ke Pasuruan rumahku, sekalian nunggu ujan reda sama si Kura-Kura Ninja” Gimbal menjawab dengan senyuman yang lebih mirip seringai dia lalu merangkul ku sambil menyeretku kearah lobby kampus Aku cuma bisa cengar-cengir aja dan menyiapkan surat wasiat apabila nantinya aku dihajar Si Gimbal. Sampai di ujung lobby kampus kami bertemu Arip, Ferdi, dan, Nicko teman-teman yang kutinggalkan di pom bensin. Melihat Aku dan Gimbal rangkul-rangkulan aku yakin mereka mulai meragukan orientasi seksual ku dan untuk menyelamatkanku dari cengkreman si Gimbal dengan penuh rasa setia kawin mereka serempak mengucapkan:

“KEMANA AJA LO KUNYUK??”

Gimbal yang cuma bisa bengong mendapat cercaan berturut-turut sedangkan aku Cuma bisa berkata dalam hati sambil manggut-manggut “memang nasibmu Gimbal untuk dicerca tabahlah..tabahlah..” setelah itu Arip, Ferdi, dan, Nicko menceritakan pengalamannya setelah aku tinggal mencari Si Gimbal.

Bermula dari setelah hujan agak reda di pom bensin mereka melanjutkan perjalanan mereka pulang di tengah jalan ada sebuah insiden Nicko tiba-tiba kebelet boker dia melapor pada Si Ferdi teman yang memboncengnya kalo dia kebelet boker.

“Fer aku kebelet boker nih??” Tanya Nicko.

“ntar aja nyampe rumah” jawab Ferdi.

“udah gak tahan..” keluh Nicko

“yaudah kamu njengking aja di belakang trus kamu keluarin” jawab Ferdi.

“mank aku ayam bisa boker sembarangan!!” kata Nicko

“kali aja nick aku harap sih sekarang aku boncengin ayam kampus BUKAN KAMU” jawab Ferdi.

“GUNDUL MU, IKI WIS NDEK PUCUK(INI DAH DI UJUNG) COK, OJOK GUYON (JANGAN BERCANDA)” kata Nicko.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti Nicko boker dimukannya Si Ferdi akhirnya Ferdi mulai mencarikan Nicko tempat untuk melakukan ‘tugas suci’ nya.

Namun pada akhirnya Nicko memilih untuk boker di kantor polisi. Ya, kantor polisi seakan ingin membuat trend baru mungkin nantinya akan ada trend maen petak umpet di kantor polisi atau menyatakan cinta di kantor polisi. Mungkin kelihatan romantis ketika menyatakan cinta di depan para napi atau para waria abis kena razia diiringi dengan komentar romantis para wari seperti: “cucok bo… romantis amit yach, tapi kok COWOK NEMBAK COWOK YAH??” (oke, khayalan ku mulai gak nyambung).

Akhirnya teman-teman berhenti sejenak masuk ke kantor polisi. Nicko turun dari motor tergesa-gesa lalu mencoba memanggil penghuni kantor polisi untuk minta ijin buat boker.

“PAK.. PAK.. MISI….?” Dengan beringas menggedor pintu kantor polisi.

“ADA APA.. ADA APA.. NAK?” dengan tergopoh-gopoh seorang polisi datang dan menjawab panggilan Nicko.

“anu pak..” Nicko bingung karena berhasil membuat gaduh kantor polisi.

“tenang saja nak, kami ini polisi siap membantu dan melayani masyarakat, masalah apapun akan kami coba tangani seperti maling jemuran, maling ayam, maling kundang dan maling-maling laennya” kata polisi (busyet neh polisi ato sales jelas amat).

“pak boleh pinjem WC…??” jawab Nicko.

Hening…



Akhirnya Nicko diantar seorang polisi ke kamar mandi dekat ruang interogasi di kantor polisi, hal itu mungkin membuat para napi yang melihat mengira dia juga masuk penjara gak elit juga apabila itu beneran dan ketika Nicko ditanya oleh napi lain seperti:

“kenapa kamu masuk penjara?” Tanya napi.

“karena aku kebelet boker” jawab nicko

“apakah kebelet boker itu melanggar undang-undang?? Bagaimana kalo aku yang kebelet boker nantinya?? Bagaimana aku boker nantinya?? Apakah aku harus boker sembunyi-sembunyi?? Kenapa ini bisa terjadi? KENAPAAA?? ” Tanya napi.

Hening.. (oke, khayalanku terlalu mendramatisir suasana)



Setelah puas boker di kantor polisi akhirnya Nicko mengajak teman yang lain untuk melanjutkan perjalanan. Namun sayang untung tak dapat diraih Malang itu kota tujuan mereka, ditengah perjalanan mereka dihadang hujan deras mereka memutuskan untuk menepi di sebuah warung tengah jalan yang sudah tutup (karena saat itu sekitar jam satu malam) sekalian berteduh menunggu hujan reda.

Malam yang dingin, hujan lebat dan kesasar diwarung orang merupakan komposisi yang baik untuk penyakit masuk angin, mereka meringkuk kedinginan dalam warung dengan muka melas dan pandangan menerawang tinggal dikasih gelas plastik mereka cocok buat gantiin pengemis di lampu merah. Sebelum mereka membeku kedinginan hal yang telintas dipikiran mereka untuk mencari kehangatan :

1. menunggu tukang bakso lewat.

2. membakar barang yang ada di warung.

3. mencari bencong lagi mangkal.

Karena tukang bakso tidak mungkin lewat jam segitu kalopun ada yang lewat perlu dipertanyakan apa itu manusia atau mahluk halus dan tidak ada bencong yang mangkal sambil hujan-hujan karena tidak ada yang bencong yang keja part time jadi ojek payung. Akhirnya mereka memutuskan untuk membakar barang yang tidak berguna di warung yang mereka tempati.

“Dingin banget nih aku coba bakar kardus gak berguna itu ya?” kata Nicko.

“Yaudah bakar aja kita juga kedinginan neh” kata Arip

“bakar aja sekalian neh koran” kata Ferdi.

“bakar aja neh rok tidak berguna” kata Arip.

Sukma menyahut, “JANGAN ITU BUAT AKU MANGKAL BESOK MALEM ehm.. maksudku itu punya ibuku jangan dibakar”

Hening dengan semua orang menatap Sukma..

“Kok aku mencium kaya ada yang gosong ya?” kata Nicko.

“yah ini kardus ma koran khan gosong dibakar” sahut Ferdi

“kalo gak itu kayaknya celanamu ikut kebakar” kata Arip.



Bak film kartun tom and jery celana si Nicko terbakar dan dia muter-muter kepanasan untung tidak ada pemadam kebakaran tiba-tiba datang diiringi lagunya Changcuters sang penakluk api petugas pemadam bernyanyi ala rock n roll di tengah bokongnya Nicko yang terbakar “bokong lu gosong YEAH” JENG JENG JENG “CELANA LU BOLONG YEAH” JENG JENG JENG (entah apa gitu lagunya?).

Di mulai dari membakar kardus-kardus dan Koran-koran yang ada di warung tanpa sadar mereka membakar warung yang mereka tempati. Mereka telah dengan brutal merusak mata pencaharian orang lain.



Bagi pemilik warung diatas ialah foto barang bukti kejahatan pemabakaran warung anda yang dengan bangga mereka berikan padaku apabila anda ingin menuntut mereka maka tuntutlah di KUA ya, di KUA bukan dinas perhutanan walaupun mereka mirip satwa yang lepas dihutan. mungkin di KUA mereka bisa dikawinkan dengan anak anda. Oh, maaf saya tidak tahu kalo anak anda laki-laki.



0 komentar: